Kau pergi saat aku berharap,,
Ataukah aku yang pergi saat kau mulai berharap???
Entahlah,,
Mungkin kita sama-sama hilang,
Saat satu sama lain saling berharap...
Senin, 21 November 2016
2 November 2016
Awan,,
Kumohon berhentilah menangis,,
Bukankah dulu kaulah yang mengenalkanku pada hujan???
Lalu,,
Salahkah jika sekarang ku jatuhkan hati pada pelangi???
Kumohon berhentilah menangis,,
Bukankah dulu kaulah yang mengenalkanku pada hujan???
Lalu,,
Salahkah jika sekarang ku jatuhkan hati pada pelangi???
20 November 2016
Saat aku berkata " kau adalah pelangi yang mewarnai hidupku".
Ketahuilah, itu bukanlah rayuam gombal..
Namun, untuk harus kau tau,
selama hidupku,
Aku tak hanya menjumpai 1 pelangi...
Ketahuilah, itu bukanlah rayuam gombal..
Namun, untuk harus kau tau,
selama hidupku,
Aku tak hanya menjumpai 1 pelangi...
evaluasi jurnal
“Penggunanaan Metode Viola-Jones dan
Algoritma Eigen Eyes dalam Sistem Kehadiran Pegawai” oleh Andrianus Hendro Triatmoko, Sholeh Hadi
Pramono, Harry S. Dachlan.
Penggunanaan Metode Viola-Jones dan
Algoritma Eigen Eyes dalam Sistem Kehadiran Pegawai
1. Bidang
yang dikembangkan dalam jurnal
Dalam jrnal ini akan dikembangkan sebuah sistem
kehadiran karyawan yang didasarkan identifikasi fitur mata.
2. Masalah
yang mendasari penelitian
Pelaksanaan pengisian daftar kehadiran secara manual
dapat menghambat organisasi untuk memantau kedisiplinan karyawan. Karyawan bisa
saja hadir lebih lambat dan pulang lebih awal dari jadwal kerja. Hal ini tentu
akan merugikan pihak perusahaan dan juga karyawan yang disiplin. Masalah lain
adalah perusahaan tidak dapat memantau dengan tepat berapa jam karyawannya
bekerja perhari, dan berapa lama karyawan tersebut melakukan lembur. Sealain
itu, pengisian kehadiiran secara manual, karyawan dapat juga menitipkan
kehadiran kepada rekan kerjanya.
3. Solusi
Solusi untuk mengatasi maalah kehadirann karyawan
ini adalah dengan mengembangkan aplikasi sistem kehadiran karyawan yang
terkomputerisasi yang mendasarkan proses identifikasi pegawai pada penggunaan password, barcode, dan teknologi biometrik yang dapat mengenali ciri khusus
fisik individu, misalnya sidik jari, geometri tangan, iris mata, wajah dan
bahkan suara.
4. Evaluasi
Sistem kehadiran pegawai yang didasarkan identifikasi fitur mata dapat
diimplementasikan dari kombinasi antara metode Viola-Jones dan algoritma eigen
eyes. Metode Viola-Jones berfungsi untuk mendeteksi keberadaan mata didepan
webcam. Selanjutnya algoritma eigen eyes
berfungsi menghasilkan suatu nilai proyeksi dari setiap data latih mata.
Namun dari 28 kali percobaan 27 data sukses dan 1 mengalami gagal saat
pengenalan data, tingkat keberhasilan aplikasi sistem kehadiran menggunakan
metode Viola and jones dan Eigen Eyes ini mecapai 96,43%.
Diharapkan kedepannya tingkat akurasi aplikasi ini
dapat mencapai angka 100%
5. Kontribusi/manfaat
dari aplikasi ini
5.1.Bagi
Perusahaan :
·
Karyawan menjadi lebih disiplin
·
Tidak adanya manipulasi data kehadiran
oleh karyawan
5.2.Bagi
Karyawan
·
Meningkatkan kedisiplinan
·
Penghitungan jam lembur karyawan akan
lebih akurat
6. Critical
Thinking
6.1.Kelebihan
·
Tingkat akurasi kehadiran menggunakan
aplikasi ini sangat tinggi
·
Kemampuan pengenalan objek cepat
·
Menggunakan teknologi yang modern
·
Mengurangi limbah kertas
6.2.Kekurangan
·
Biaya produksi (pengembangan) mahal
·
Tingkat akurasi belum mwncapai 100%
·
Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengamankan
sistem
Direview
oleh :
Nama : Yogi Teguh Alfaruqi
NPM : 1C114429
Kelas : 3KA22
Jurusan
: Sistem Informasi
Fakultas : FIKTI
Senin, 25 April 2016
STANDAR ISO 20000
Salah satu Badan Pemerintahan Amerika
Serikat, sekedar untuk menunjukkan betapa sertifikasi ISO 20000 di sana telah
menjadi salah kebutuhan utama bagi para penyedia layanan TI agar dapat
mengikuti tender-tender di Badan-badan milik Pemerintahan Amerika Serikat.
Dalam dokumen RFP tersebut dinyatakan
dengan jelas bahwa sertifikasi ISO 20000 menjadi syarat bagi setiap perusahaan
yang ingin menjadi peserta tender di Badan Pemerintahan Amerika Serikat
tersebut.
Sertifikasi ISO 20000 sebagai
persyaratan mengikuti tender saat ini sudah menjadi praktik yang biasa ditemui
di beberapa tender yang diselenggarakan oleh Badan milik Pemerintahan Amerika
Serikat lainnya termasuk US Dept of Defense.
Di Indonesia sendiri sertifikat ISO
20000 saat ini belum menjadi persyaratan yang umum ditemui dalam tender-tender
bagi penyedia layanan TI.Namun bukan tidak mungkin dalam waktu mendatang
sertifikat ini menjadi hal yang dipersyaratkan dalam tender-tender, terutama
yang diadakan oleh Badan-badan Pemerintahan, sebagaimana yang sekarang marak
terjadi di Amerika Serikat.
Standar ISO 20000 adalah sertifikasi
manajemen teknologi informasi (TI) yang dikembangkan untuk menggantikan
sertifikasi British Standard (BS) 15000 yang ditetapkan oleh British Standards
International (BSI). Dikembangkan sebagai proyek bersama oleh International
Organization for Standardization (ISO) dan International Electrotechnical
Commission (IEC), standar ini juga dikenal sebagai IEC 20000. Serttifikasi ISO
20000 pertama kali dipublikasikan pada tahun 2005.
Standar ini dimaksudkan untuk
memungkinkan semua organisasi yang berpondasi pada teknologi informasi mampu
menerapkan praktik terbaik yang ditetapkan secara internasional. ISO 20000 juga
menyediakan alat bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara proses yang
menyediakan kebutuhan bisnis inti (teknologi informasi) mereka
Manfaat menggunakan sertifikasi ISO 20000 :
·
Bukti komitmen institusi dalam
peningkatan layanan
Impelementasi sistem manajemen layanan TI yang baik
dapat meningkatkan kualitas layanan institusi, mengurangi biaya yang
ditimbulkan oleh proses TI dan meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko yang
sangat mungkin ditimbulkan oleh proses TI serta mendorong peningkatan dan
perbaikan layanan TI secara terus-menerus
·
Keperluan Audit
ISO 20000
menekankan pendekatan proses pada pengelolaaan layanan TI. Hal ini memberikan
jaminan bahwa data yang dihasilkan oleh proses yang benar adalah content yang
valid sehingga mereduksi keraguan auditor atas data yang diaudit.
·
Meningkatnya citra institusi
Sertifikasi ISO 20000 meningkatkan
citra perusahaan atas layanan TI yang diberikan. sejajari dengan institusi world
class lain dalam hal pengelolaan TI.
dan dapat meningkatkan daya saing institusi di mata para pelanggannya.
Konsekuensi penggunaan ISO 20000 :
Ø Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi
Sertifikasi
ISO 20000 tidak murah, perlu biaya yang relatif besar dikeluarkan. Namun,
keberhasilnya akan mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar kepada
institusi.
Ø Perlu usaha yang besar pada waktu pertama kali memutuskan melakukan
sertifikasi
Usaha-usaha dimaksud adalah
pelaksanaan manajemen layanan TI sebagaimana tercantum dalam ISO 20000,
komitmen pimpinan untuk sungguh-sungguh menerapkan sistem manajemen layanan TI,
merubah budaya kerja pegawai yang belum terbiasa dengan budaya kerja tercatat,
terukur, terdokumentasi dan sesuai prosedur, penyesuain struktur organisasi
manajemen layanan TI, pemenuhan teknologi (fasilitas, sarana dan prasarana k erja).
Secara formal ISO 20000 terdiri dari bagian-bagian berikut :
Ø ISO 20000-1:2011, berisi persyaratan
sistem manajemen layanan TI yang harus dipenuhi oleh institusi agar
layanan yang diberikan memiliki kualitas yang dapat diterima oleh
pelanggan. Diantaranya terdiri desain, transisi, pengiriman
dan peningkatan pelayananyang memenuhi persyaratan layanan dan
memberikan nilai bagi pelanggan dan penyedia layanan.
Persyaratan tersebut wajib dipenuhi oleh institusi agar sesuai dengan standar
Ø ISO 20000-2:2012, berisi petunjuk
dalam penerapan sistem manajemen layanan TI. Bagian ini berisi saran untuk
organisasi yang ingin melakukan sertifikasi. Bagian ini tidak terlalu wajib
untuk diikuti.
Ø ISO 20000-3:2009, berisi panduan
tentang definisi ruang lingkup dan penerapan dari ISO 20000-1
Ø ISO 20000-4:2010, berisi proses model
referensi
Ø ISO 20000-5:2010, berisi contoh
implementasi rencana ISO 20000-1
Contoh Perusahaan yang bersertifikat
ISO 20000
1. PT
IBM (International Business Machines)
TEMPO Interaktif, Jakarta -
PT IBM mendapatkan sertifikat Internasional Standart Organization (ISO) 20000
dari lembaga konsultan Bureau Veritas. Sertifikasi ini diberikan setelah Bureau
Veritas menilai sejumlah elemen standarisasi, yakni penghantaran layanan
teknologi informasi yang meliputi layanan data center, layanan workplace,
layanan enterprises dan layanan maintenance. Bureau Veritas menilai proses
pengimplementasian, pemeliharaan, dan pengelolaan bagi klien IBM telah berjalan
dengan baik.
Setelah proses audit selesai dilakukan dan lolos, Bureuau Veritas memberikan sertifikatnya sebagai perusahaan multinasional pertama di Indonesia dan teknologi pertama di wilayah ASEAN.
Setelah proses audit selesai dilakukan dan lolos, Bureuau Veritas memberikan sertifikatnya sebagai perusahaan multinasional pertama di Indonesia dan teknologi pertama di wilayah ASEAN.
2. PT
PERTAMINA
Salah satu area focus transformasi
yang tengah dijalankan Corporate Shared Service (CSS) adalah perubahan dari
‘Facility Provider’ menjadi ‘Service Provider’. Jelas disini bahwa CSS
melakukan perubahan mendasar, yaitu memposisikan pengguna layanan yang dulu
biasa disebut “user”, sekarang diperlakukan sebagai “customer”. Banyak
persiapan telah dilakukan. Selain meningkatkan kehandalan yang bersifat
infrastruktur, memperluas dan meningkatkan komunikasi serta relationship dengan
para pengguna, improvement proses internal juga terus dilakukan dan
dikendalikan dengan ketat. Jika CoBIT (Control Objective for Information and
related Technology) sebagai panduan standar praktik manajemen teknologi
informasi yang menjamin IT Governance telah dilaksanakan sejak beberapa tahun
lalu, maka sejak 1 Juli 2010 kemarin, secara resmi CSS mengimplementasikan ISO
20000.
Ini merupakan hari bersejarah bagi
CSS, Pertamina, bahkan lingkungan jasa layanan ICT di Indonesia.
Sumber :
Kamis, 07 April 2016
Six SIgma
Six Sigma adalah suatu metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous Improvement). SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya.
Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
Tahap-tahap dalam six sigma :
1. Define
adalah tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)
2. Measure
adalah tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
3. Analysis
adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.
4. Immprove
adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.
5. Control
adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.
contoh nyata penggunaan six sigma :
PT. Herdex Sejahtera bergerak dalam industri furniture dengan merk label Herman Dexter, untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan furniture rumah tinggal dan perkantoran dengan perlengkapannya. Salah satu produksi yang dihasilkan perusahan ini yaitu melamine table top with metal/alumunium table legs yang masih menghasilkan produk cacat yang relatif banyak pada proses produksinya. Sistem pengendalian kualitas pada PT. Herdex Sejahtera yang dilakukan dalam proses produksinya, perusahaan telah menetapkan standar kualitas terutama pada ukuran bahan baku, hasil pemotongan pada proses cutting dan hasil laminating pada proses laminated. Sistem pengendalian kualitas perusahaan dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan pada tahap penerimaan bahan baku, tahap proses produksi dan tahap pemeriksaan barang jadi. Cacat produk yang dihasilkan oleh PT. Herdex Sejahtera terdiri dari pecah pada proses cutting, lepasnya bahan laminasi, kesalahan ukuran dan proses pengeboran/sambungan kaki meja. Cacat produk yang sering terjadi yaitu pecahnya bahan baku pada proses cutting. Faktor-faktor yang menyebabkan cacat produk yang dihasilkan oleh PT. Herdex Sejahtera yaitu faktor bahan baku, manusia, mesin, dan metode, di mana faktor mesin yang menjadi penyebab utama terjadinya cacat produk yang disebabkan karena kurangnya pelumasan dan tumpulnya mata pisau. Hasil penerapan konsep DMAIC (define, measure, analyze, improve, control), diketahui bahwa PT. Herdex Sejahtera sebelum penerapan metode six sigma berada pada tingkat 4,02 sigma. Pengendalian kualitas menggunakan metode six sigma pada PT. Herdex Sejahtera berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan independent sample test, diperoleh bahwa rata-rata cacat produk (DPMO) setelah diterapkan metode six sigma secara signifikan mengurangi rata-rata jumlah produk cacatnya. Hal ini menunjukkan pula bahwa penerapan metode six sigma telah merubah tingkat six sigma perusahaan menjadi sebesar 4,44 sigma.
sumber :
ilmu manajemen industri
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/10364/806
Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
- Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
- Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
- Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
- Menurunkan Variasi (Reduce Variation)
Tahap-tahap dalam six sigma :
1. Define
adalah tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)
2. Measure
adalah tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
3. Analysis
adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.
4. Immprove
adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.
5. Control
adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.
contoh nyata penggunaan six sigma :
PT. Herdex Sejahtera bergerak dalam industri furniture dengan merk label Herman Dexter, untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan furniture rumah tinggal dan perkantoran dengan perlengkapannya. Salah satu produksi yang dihasilkan perusahan ini yaitu melamine table top with metal/alumunium table legs yang masih menghasilkan produk cacat yang relatif banyak pada proses produksinya. Sistem pengendalian kualitas pada PT. Herdex Sejahtera yang dilakukan dalam proses produksinya, perusahaan telah menetapkan standar kualitas terutama pada ukuran bahan baku, hasil pemotongan pada proses cutting dan hasil laminating pada proses laminated. Sistem pengendalian kualitas perusahaan dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan pada tahap penerimaan bahan baku, tahap proses produksi dan tahap pemeriksaan barang jadi. Cacat produk yang dihasilkan oleh PT. Herdex Sejahtera terdiri dari pecah pada proses cutting, lepasnya bahan laminasi, kesalahan ukuran dan proses pengeboran/sambungan kaki meja. Cacat produk yang sering terjadi yaitu pecahnya bahan baku pada proses cutting. Faktor-faktor yang menyebabkan cacat produk yang dihasilkan oleh PT. Herdex Sejahtera yaitu faktor bahan baku, manusia, mesin, dan metode, di mana faktor mesin yang menjadi penyebab utama terjadinya cacat produk yang disebabkan karena kurangnya pelumasan dan tumpulnya mata pisau. Hasil penerapan konsep DMAIC (define, measure, analyze, improve, control), diketahui bahwa PT. Herdex Sejahtera sebelum penerapan metode six sigma berada pada tingkat 4,02 sigma. Pengendalian kualitas menggunakan metode six sigma pada PT. Herdex Sejahtera berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan independent sample test, diperoleh bahwa rata-rata cacat produk (DPMO) setelah diterapkan metode six sigma secara signifikan mengurangi rata-rata jumlah produk cacatnya. Hal ini menunjukkan pula bahwa penerapan metode six sigma telah merubah tingkat six sigma perusahaan menjadi sebesar 4,44 sigma.
sumber :
ilmu manajemen industri
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/10364/806
Selasa, 22 Maret 2016
5 Domain Proses Utama yang terdapat paada Information Technology Infrastucture Library (ITIL)
ITIL adalah
suatu konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi
teknologi informasi. ITIL memiliki 5
domain, yaitu service strategy, service
design, service transition, service operation, dan continual service
improvment. ITIL membantu organisasi
untuk dapat meningkatkan kepuasasn
pelanggan dengan cara memaksimalkan
proses layanan informasi dan menigkatkan kualitas layanan teknologi informasi.
1.
Service Strategy
Service strategy memberikan panduan impelmentasi ITSM pada bagaimana
memandang konsep ITSM bukan hannya sebagai sebuah kemampuan organisasi dalam
memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan IT), tetapi juga sebaagai
aset sebuah perusahaan.
Contoh :
Business Relasionship Manager (BRM) membangun hubungan dengan pelanggan
dan harapan outcome sang pelanggan.
2.
Service Design
Service design adalah tahapan dimana
Manajemen Layanan IT memastikan rencana-rencana layanan yang akan
disediakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan mendetailkannya menjadi arsitektur-arsitektur
sistem/layanan, proses-proses, laporan dan dokumentasi.
Contoh : mengatur hubungan kerja,
membuat katalog layanan
3.
Service Transition
Menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta
kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan
TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Memberikan
gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang disefinisikan dalam service strategy
kemudian dibentuk dalam service design untuk selanjutnya secara efektif
direalisasikan dalam service operation
4.
Service Operation
Service operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua
kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI.. Panduan-panduan
ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta
pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan
TI.
Contoh : perusahaan memberikan
5.
Continual Service Improvment
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam
menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan
pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen
kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal
sebagi Deming Quality Cycle
Langganan:
Postingan (Atom)