Sabtu, 22 April 2017

resensi : Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Seperti Hujan yang Jatuh di Kotamu



Identitas buku  :
Nama pengarang         : Boy Candra
Penerbit                       : Media Kita
Tahun terbit                 : Desember 2016
Tebal buku                  : iv + 284 halaman
Ukuran buku               : 13x19 cm
Nomor edisi                : 978-979-794-528-2


Rangkuman isi buku            :

            Aku pernah belajar merelakanmu berkali-kali. Melepasmu pergi dengan cinta yang lain. Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untukku. Sebab, kamu berhak bahagia; meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Ketidak-beranianku mengikatmu memberi ruang baggi orang asing yang mendekatimu.

            Kupikir hidup akan baik-baik saja. Semua harus berjalan sepeprti sediakala. Kamu dengan seseorang yang memilihmu. Aku dengan hati baru yang mencooba tumbuh di hidupku. Kuberikan hatikku pada seseorang yang lain. Kubiarkan dia menggantikanmu. Namun, aku keliru. Melupakanmu ternyata tidak pernah semudah itu.



Sinopsis                      :

            Seperti hujan yang jatuh ke bumi menceritakan tentang Kevin, mahasiswa jurusan fisika di universitas neggri padang. Ia adalah cowok yang tampan namun pendiam. Kevin sangat berprestasi dibidang akademik. Namun kevin tidak mempunyai kekasih, bahkan sejak kecil ia hanya mempunyai satu orang teman bernama Nara. Nara adalah satu-datunya orang yang bisa berteman dengan kevin. Nara adalah seorang mahasiswi jurusan sendratasik di UNP. Ia adalah tetangga kevin sekaligus sahabat kevin dari kecil. Satu hal buruk yang dimiliki Nara adalah ia terlalu mudah jatuh cinta dan patah hati. Terlalu cepat patah dan menerima hati yang lain. Disaat patah inilah Kevin selalu jadi penghibur bagi Nara. Namun, Nara tidak pernah tahu bahwa Kevin diam-diam memendam rasa terhadapnya.

            Adalah Junet anak Mapala di UNP singgah dihati Nara. Pertama kali menjumpai Nara saat menemani adiknya menonton pentas seni di UNP. Saat hatinya baru saja sembuh dari patah yang amat dalam, Nara hadir sebagai penyembuh. Ia pernah dikhianati oleh gadis yang sangat dicintainya, bahkan dengan sahaatnya sendiri. Ia menjadikan hobi memanjat tebing ssebagai pelarian. Namn sosok Nara-lah yang benar-benar mampu sembuhkan luka. Hiagga akhirnya Junet berpacaran dengan Nara, Kevin hanya bisa mendukung dibalik senyum palsu yang diperlihatkannya. Kevin mencoba membuka hati untuk Tiara, gadis yang mengikukti UKM yang sama dengannya. Gadis yang selalu menghibur kevin saat ia sakit akan sikap Nara.

            Nara telah benar-benar menjatuhkan hati pada junet, ia tak ingin lagi mencari hati yang lain. Namun, Tuhan berkehendak lain, Ia memanggil  Kevin untuk pulang dalam kecelakaan saat panjat tebing. Junet menghembuskan nafasnya yang terakhir. Habis sudah kisahnya dengan Nara, tapi tidak dengan kesedihan yang dialami Nara. Kevin selalu menyediakan waktu untuk menghibur  Nara, bahkan ia (sering) mengabaikan Tiara yang saat itu adalah kekasihnya. Hingga Tiara melepaskan Kevin yang masih dan akan selalu mearuh hati kepada Nara. Waktu mengubah segalanya. Bahkan menumbuhkan keberanian dalam diri kevin untuk menyatakan kepada Nara.




Unsur instrinstik

1.      Tema                           : persahabatan dan percintaan
2.      Latar belakang            : kampus UNP, Lembah Harau (tebing), rumah Kevin.
3.      Alur                             : novel ini menggunakan alur maju-mundur, didalam cerita terjadi flashback ke masa lalu
4.      Sudut pandang            : orang ketiga serba tahu
5.      Gaya bahasa                : menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca
6.      Tokoh                          : Kevin, Nara, Junet, Tiara, adik dan Ibu junet.



Kelebihan novel        

            Penulis menggambarkan tempat dengan sangat nyata, dan tempat yang digambarkan penulis benar-benar ada, sehingga pembaca dapat merasa hidup di dalam novel ini. Bahasa yang digunakan penulis mudah dipahami pembaca. Penulis menggunakan diksi dengan tepat, hingga pembaca mudah menerima apa yang ingin disampaikan penulis.



Kekurangan novel

            Terdapat beberapa kata yang salah (kesalahan editor). Ada beberapa moment dalam novel yang sudah terlalu mainstream.



Pendapat 

            Novel ini cocok dibaca oleh pembaca remaja karena bertemakan percintaan. Dari gaya bahasa penulisan, novel ini lebih cocok dibaca oleh perempuan. Saya menyukai pada penggambaran rasa sakit hati yang disampaikan penulis. Namun, sayang sekali ada momen yang sudah terlalu mainstream dijumpai pada novel dengan genre sama, yaitu saat perjumpaan tokoh Nara dengan Junet, dimana kedua tokoh saling berpapasan lalu bertubrukan, Junet menangkap tubuh Nara yang hampir jatuh, kedua pasang mata saling bertatapan. Mengesampingkan hal ini, ceritanya cukup bagus.




Tentang penulis

            Boy Candra, lahir 21 November 1089 –menetap dan berproses di Padang, Sumatera Barat. Belajar serius menulis sejak 2011. Buku-buku yang sudah terbit : 1. Origami Hati 2. Setelah Hujan Reda 3. Catatan yang Pendek untuk Cinta yang Panjang. 4. Senja, Hujan dan Cerita yang telah Usai 5. Sepasang Kekasih yang belum Bertemu 6. Surat Kecil untuk Ayah 7. Satu Hari di 2018 8. Ku Ajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua 9. Sebuah Usaha Melupakan 10. Pada sSenja yang Membawamu Pergi 11. Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi.

            Akun media sosial penulis twitter : @dsuperboy, instagram : @boycandra, facebook : Boy Candra, ID Line : @boycandra. Ia juga menulis di blog rasalelaki.blogspot.co.id




Tidak ada komentar:

Posting Komentar