Minggu, 26 Oktober 2014

MAAF

mau cerita dikit nih, vrohh. sedih banget pokoknya buat gue yang pertama kali lebaran ga bareng keluarga. sebab musababnya sih karna kampung halaman yang jayh di Padang plus lagi kuliah. sebenernya bukan yang pertama sih, yang ketiga. tapi, ga tau kenapa,  yang kali ini berasa banget sedihnya. air telinga gue sampe netes, eh maksudnya air mata. 

tiap denger kumandang takbir rasanya makin perih aja, nyesek banget. selalu kebayang keluarga dirumah, ga bisa minta maaf secara langsung, cuma via suara. gue pernah baca nasehat bijak bahwa "inspirasi gemilang akan lahir saaat kita bersedih". jadi, gue ambil kertas ama pulpen dan mulai corat-coret. tiap kali pulpen bersentuhan dengan kertas, tiap sentuhannya itu pulalah gue pengen nangis sejadi-jadinya. 

yak, sekalian dulu curhatannya, coba deh baca puisi dibawah, gue cuma bisa lampiasin tangis gue lewat secarik kertas yang berbait-bait puisi...


Mak, maafkan anak durhakamu ini
sejak dalam kandungan aku tlah sangat berdosa padamu,
aku sering menendang2 perutmu,
ku tau itu pasti sakit,
tapi kau malah senang, kau malah tersenyum riang,
kau sangat bangga setiap kali aku menendang perutmu,
saat melahirkanku pun kau sangat, sangat2 kesakitan, menderita, bagaikan bumi menghimpitmu,
tapi kau lebih bahagia lagi saat mendengar tangisan pertamaku,
senyumanmu begitu hangat, walau kau sudah hampir tak sadarkan diri,
kau malah menangis, menangis penuh haru karna tlah melahirkanku ke dunia ini.
Pertama kali ku merangkak, berjaln,
kau tampak senang bercampur khawatir,
kau slalu terjaga dimalam hari,karna egoku membangunkanmu, jikalau saja saat itu aku bisa menahan laparku, hausku, dan buang air,
kau tak perlu terjaga ditengah malam,
kau hampir tak pernah tidur setiap malam karna ke egoisanku..
Saat pertama kali ku memanggilmu 'ama', kau tampak sangat bahagia,
padahal saat itu kuyakin, aku tak begitu mengerti tentang kata yg ku ucapkan itu..
Saat ku mulai masuk sekolah,
tiap pagi kau slalu menyiapkan bekal untukku,
saat hari kelulusanku pun,
kau adalah orang yg paling cemas,
bukan cemas kalau aku tak lulus, tapi mencemaskan mentalku jika aku tak lulus,
sampai saat ini pun aku slalu membuatmu khawatir,
aku selalu membuatmu cemas,,
untuk saudara2ku, kakak2ku,
kalian sangat2 melindungiku,
sangat2 berkorban untukku,
adik kalian ini juga sangat2 berdosa pada kalian,
selalu dan selalu menyusahkan kalian,
selalu dan selalu membuat kalian khawatir,
sering kali kalian dimarahi karna ku,
sering kali kalian terlibat masalah karna kesalahanku,
tapi, kalian slalu sayang padaku, pada adik yg durhaka ini
ama, kakak,
maafkan aku,
bahkan saat aku mendemgar suara takbir malam ini,
aku tak bisa meminta maaf secara langsung pda kalian semua,
maafkan anak dan adik durhaka ini,
maafkan karna aku slaku lalai terhadap kalian,
maaf aku slalu membuat kalian khawatir,
maaf karna kalian berkorban terlalu banyak untukku
maaf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar